Weyakebo
adalah juga orang yang pengaruh ddi kampung Yaba. Sebagaimana biasa
seorang yang pengaruh (kepala suku) memiliki kekayaan, isteri serta
hamba-hamba untuk membantu orang yang pengaruh tersebut. Masalah besar
maupun kecil sekalipun dibawah masyarakat kepada kepala suku untuk dapat
menyelesaikannya.
suatu
saat rombongan kulit putih (Missi) diantar oleh masyarakat kampung
Kokobaya (wagaamo) kepada masyarakat Yaba. Masyarakat Yaba dibawah
pimpinan Weyakebo Mote menerima mereka, tetapi keraguan juga meruapakan
karateristik yang melekat pada manusia yang hidup sehingga masyarakat
Yaba meragukan orang-orang tersebut. Karena manusia lain dari pada apa
yang mereka saksikan, masyarakat menafsirkannya masing-masing. Dan
tidaklah salah karena apa yang mereka saksikan adalah sesuatu baru yang
belum pernah saksikan sebelumnya yaitu orang yang berkulit putih,
berambut panjang dan berbadan tinggi seperti Yimiyo (Suanggi), Madouyoka
(penunggu air), atau Teege (iblis) dsb. Jika kita tinggalkan mereka
maka kita akan dipunahkan mereka sehingga kita bunuh mereka sebelum
mereka membunuh kita. Sementara masyarakat mengambil panah, tombak dan
alat tajam lainnya, namun demikian masyarakat Yaba ditenangkan oleh
kepala suku Weyakebo Mote.
Sebagai
seorang kepala suku akan diuji dalam sebuah masalah yang dihadapi dalam
masyarakat dikampung yang dipimpinnya. Untuk membuktikan kebenarannya
atas dugaan-dugaan yang dikembangkan masyarakat Yaba yang pada
hakekatnya membunuh para Missi, Weyakebo Mote menyediakan anak manusia
yaitu Marta Mote anaknya serta seekor anak babi. Kepala Suku berkata
kepada masyarakat bahwa kalau mereka (Missi) menerima dan makan anak
manusia, maka mereka ini setan yang mereka dugaan, tetapi mereka
menerima dan makan anak babi mereka juga manusia seperti kita. Kepala
suku Weyakebo Mote memberikan keduanya kepada orang kulit putih tadi,
orang kulit putih menerima kedua-duanya mereka mengambil anak manusia
dan mengisyaratkan mengeluarkan susu supaya memberikan susu kepada anak
tersebut, selanjutnya memberikan anak manusia itu kepada seorang
perempuan untuk memberikan susu. Sedangkan anak babinya mengambil dan
mengisyaratkan kepada kepala suku serta masyarakat Yaba untuk memotong
untuk menghidangkannya.
Sebelum
kepala suku menguji para Missi, ia memberitahukan bahwa mereka juga
manusia sama seperti kita memiliki mata, telingah dsb. Selesai
masyarakat menguji dan membuktikan bahwa Missi juga manusia sama seperti
mereka sendiri, Missi Deibler mengeluarkan apa yang ia isi yaitu;
manik-manik, pisau, korek, silet, pakaian dll. Semuanya menyerahkan
kepada Weyakebo Mote selaku kepala suku dan menerimanya. Setelah
menerima semuanya itu Missi meminta kepada kepala suku supaya membangun
pondok untuknya disitu, ia membangun sebuah pondok bagi para Missi.
Sampai hari berdiri sebuah Gereja Khatolik disitu. Para rombongan Missi
dua malam bersama kepala suku Weyakebo Mote di Yaba. Selanjutnya
masyarakat Yaba dibawah pimpinan kepala suku mengantar rombongan Missi
ke Enaago (Enarotali) kepada Uwatawogi Yogi.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar